Kaitan ( Korelasi ) Antara Kapal Penumpang Terhadap Tipe – Tipe Sumber Pencemaran Laut yang dominan


1.Pendahuluan
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan termasuk dari sisa aktifitas dari industri maritime pun dibuang kelaut. Anggapan tersebut didassri bahwa bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya.
Adapun definisi dari pencemaran laut adalah pencemaran lingkungan di laut yang disebabkan oleh kapal karena kebocoran bahan bakar, pembuangan air got yang berminyak, sampah, muatan, air tinja dan atau kotoran lain sehingga mengakibatkan pencemaran laut. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Banyak kecelakaan dilautan yang menyebabkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang sangat besar. Beberapa masalah pencemaran dilaut yaitu: Pencemaran minyak, Pencemaran logam berat, Sampah, Pestisida, Limbah industri dll. Pengaruh kerusakan pantai akibat pencemaran umumnya dapat ditanggulangi secara cepat. Tetapi lain halnya apabila hal tersebut terjadi dilautan bebas. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka Bahan-bahan pencemar tersebut secara pelan tetapi pasti akan tertumpuk di laut. Dalam keadaan ekstrim, mereka akan meracuni fitoplankton (sebagai produser utama didalam sistem rantai makanan yang terjadi di laut bebas). Hancurnya organism ini akan membuat laut menjadi semakin tidak subur.
Masalah-masalah pencemaran laut terdiri dari :
1. Pencemaran Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa dielakkan.sebagai contohnya Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai. Contoh kecelakaan kapal Torrey canyon dilepas pantai Inggris pada tahun1967 yang mengakibatkan 100.000 burung mati, Kecelakaan kapal Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975, kecelakaan Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978, dll. Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah.Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air.Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.Selain itu, mangrove dan daerah air payau jugarusak.Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
2. Pencemaran Logam Berat
Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makanan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar yang kemudian ikan dimakan oleh manusia. Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam tropik level.Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat.Contoh pencemaran logam berat : “Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri), “Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd.
Tidak seperti pencemar organik (=organo halides) logam berat terjadi dalam pembentukan batuan dan pertambangan mineral sehingga ada "range”/kisaran normal dari "Background concentration" pada tanah, sedimen, air dan organisme hidup. Pencemaran memberikan kontribusi sehingga konsentrasi menjadi lebih tinggi dari "background concentration" Konsentrasi Background value (BV) dapat digunakan untuk melihat "Enrichment Factor" (EF),
Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut
Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan. Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut: Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea), Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva). Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta) Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda), Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan ikan). Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu : yang bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration) dan yang bersifat sublethal.
3.Sampah
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahanbahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.
4. Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organismeorganisme lain yang tidak diingini. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organismeorganisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi kenyataannya Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism hidup didaerah tersebut. Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.
 Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan Organisme Air
Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh,bersifat racun dan dapat mempengaruhi sistemsyaraf pusat. Bahan aktifnya selain bisa membunuh organisme perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan. Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati).
5. Limbah Domestik dan Industri
Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestic mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga).  
Menurut GESAMP (1976) limbah domestic mempunyai 5 sifat utama yaitu :
  1. Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus, dalam jumlah banyak, yang sering terkontaminasi dalam kerangkerangan dipesisir laut.
  2. Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi, sehingga BOD (Biological     Oxygen Demand) biasanya tinggi
  3. Padatan (organik dan anorganik) yang mengendap di dasar perairan. Komponen organik akan terurai secara biologis, sebagai akibatnya kandungan oksigen berkurang
  4. Kandungan unsur hara, terutama komponen fosfor dan nitrogen tinggi sehingga sering menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
  5. Mengandung bahan-bahan terapung, berupa bahan-bahan organik dan anorganik dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspensi. Kondisi ini sering mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis, serta mempengaruhi proses pemurnian alam (self purification).

2. Pembahasan
Kapal penumpang adalah kapal yang digunakan untuk angkutan penumpang. Untuk meningkatkan effisiensi atau melayani keperluan yang lebih luas, kenyamanan dan kemewahan kadang kapal diperlukan demi memuaskan para penumpang. Lain dari itu kapal penumpang harus memiliki kemampuan bartahan hidup pada situasi darurat. Adapun sumber pencemaran laut yang dominan yang diakibatkan oleh kapal penumpang adalah sampah, sampah-sampah tersebut bisa diakibatkan oleh penumpang maupun ABK kapal mengingat kapal penumpang adalah suatu kapal yang yang digunakan untuk mengangkut manusia sehingga semua kebutuhan manusia selama dikapal harus terpenuhi secara keseluruhan sehingga besar kemungkinannya sampah dengan jumlah yang cukup banyak dapat dihasilkan oleh kapal penumpang tersebut. Apabila suatu pengelolaan dari sampah yang dihasilkan tersebut tidak baik maka besar sekali kemungkinannya sampah-sampah tersebut akan begitu saja dibuang kelaut. Hal ini dapat dilihat dari fakta –fakta yang menyebutkan bahwa : Pada tahun 2008, para penyelam mengangkat 219.528 • lbs (99.57 ton) sampah dan benda-benda bekas dari 1.000 mil luas laut - rata-rata 1 penyelam mengangkat 25 ton sampah dan benda-benda bekas. Hampir 80% pencemaran laut disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di samudra, perbandingan untuk plastik dan plankton adalah 6:1 (6 banding 1). Diperkirakan 46.000 potong sampah plastik mengapung di setiap 1 mil dari samudra – 70% dari sampah plastik itu di perkirakan akhirnya akan tenggelam. Telah dilaporkan ada lebih dari 260 jenis hewan laut di seluruh dunia yang terjerat dan memakan sisa-sisa tali pancing, jala dan sampah-sampah laut lainnya.  Diperkirakan 100.000 mamalia laut termasuk lumba-lumba, paus, anjing laut, dan penyu laut terancam dengan banyaknya sampah dan benda-benda bekas yang masuk ke laut tiap tahunnya. Sampah dari kapal tersebut yang berupa minyak, bahan kimia dan plastik yang dapat mengapung selama bertahun-tahun dan kemudian terdampar ke pantai. sebagian besar sampah berasal dari buangan kapal yang lewat dan mereka nyaman membuang ke perairan dari pada mengumpulkan di kapal dan membuangnya di pelabuhan tujuan.
Selain sampah terdapat sumber-sumber pencemaran laut yang dapat dihsilkan oleh kapal penumpang yaitu pestisida hal ini  karena pada semua jenis kapal termasuk kepal penumpang akan dilengkapi dengan anti fouling,asein zink aonda dll yang dapat berpengaruh pada binatang-binatang laut terutama tiram dll.tidak tertutup kemungkinan juga pencemaran minyak terjadi pada kapal penumpang akibat Pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian kapal selama menyelenggarakan pencucian tangki, Pembuangan air bilge ( got ) yang mengandung minyak, Kerusakan dari sistem peralatan kapal, selain itu pencemaran akibat dari exhaust gas pun dapat juga terjadi.
Untuk tindakan pencegahan dari sumber pencemaran laut yang disebabkan oleh kapal penumpang terkait dengan sampah adalah sebagai berikut menerapka secara tegas peraturan perairan (Ps 29 UU no 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran)   yaitu Setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah, air ballas, kotoran, sampah serta bahan kimia berbahaya dan beracun ke Perairan. Pencegahan pencemaran dari kapal adalah upaya yang diambil nahkoda dan/atau Anak buah Kapal sedini mungkin untuk menghindari atau mengurangi pencemaran tumpahan minyak, bahan cair beracun, muatan berbahaya dan kemasan, limbah kotoran (sewage) sampah (Garbage) dan gas dari kapal ke perairan. Mengikuti International Maritime Organozation (IMO)  yaitu mengharuskan semua kapal dari 400 GT dan membawa 15 orang, platform tetap atau mengambang bergarak dalam bidang eksploitasi dasar laut, harus menyediakan “Buku Rekam Sampah” untuk mencatat semua timbulan sampah dan oparasi Insenerator. Tanggal, Waktu, posisi kapal deskripsi sampah perkiraan jumlah habis dibakar harus dicatat dan ditanda tangani. Buku harus disimpan untuk jangka waktu dua tahun setelah tanggal pencatatan terakhir. Selain itu Nahkoda juga membuat Garbage Management Plant(GMP)/Rencana pengelolaan sampah termasuk prosedur tertulis (SOP) mulai dari pengumpulan, penyimpanan  pengolahan dan pembuangan sampah termasuk penggunaan peralatan di atas kapal. Nahkoda harus menunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana GMP dan harus dalam bahasa kerja ABK.
Selain itu untuk mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit akibat dari pelayaran kapal termasuk kapal penumpang maka suatu kapal harus melakukan sertifikasi sanitasi. Sertifikat sanitasi kapal adalah alat bantu untuk membantu suatu negara dalam mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit akibat dari pelayaran kapal internasional dan nasional. Sertifikat Sanitasi kapal mempunyai masa berlaku selama enam bulan sejak tanggal diterbitkan, selanjutnya dapat diperpanjang selama satu bulan oleh Port Health Authority.

Jenis Sertifikat sanitasi terdiri dari 1) Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC) yaitu sertifikat diberikan kepada kapal yang hasil pemeriksaan sanitasi dengan faktor risiko rendah dan 2). Ship Sanitation Control Certificate (SSCC) diberikan kepada kapal dengan hasil pemeriksaan sanitasi dengan factor risiko tinggi atau ditemukan tanta-tanda keberadaan vector (IHR 2005) Pasal 39 ayat 2 IHR 2005 menyakan, jika sertifikat sanitasi tidak dapat ditunjukkan atau ditemukan bukti adanya risiko kesehatan masyarakat, sumber penyakit menular (vektor) dan kontaminasi dikapal, Authorities Port Healh harus menganggap kapal tersebut terjangkit dan dapat melakukan tindakan sanitasi berupa : Hapus hama, dekontaminasi, hapus serangga atau hapus tikus pada kapal. Apabila proses tidakan sanitasi yang diperlukan sudah dilaksankan secara lengkap, otoritas kesehatan pelabuhan wajib menerbitkan SSCC, dengan menuliskan catatan tentang bukti yang ditemukan dan pemeriksaan yang dilakukan. KKP boleh menerbitkan SSCC di setiap pelabuahan sesuai Pasal 20 IHR 2005 menjelaskan jika dinyakini bahwa kapal bebas dari infeksi dan kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir.
Sertifikat sanitasi biasanya di keluarkan jika pemeriksaan telah dilaksanakan pada kapal dalam keadaan kosong atau isinya hanya penyeimbang (ballast) atau material lain seperti bahan alam yang ditimbun atau dibuang sehingga membuat kapal dapat diperiksa. Jika dalam keadaan pengawasan pemeriksaan telah dilaksanankan, dan pendapat dari kesehatan pelabuhan bahwa hasilnya tidak memuaskan, maka kesehatan pelabuhan harus membuat catatan di dalam sertifikat sanitasi (IHR, 2005).

3. Daftar Pustaka
1. www.projectaware.org
2. pencemaran laut-univeersitas Indonesia
3.http://crayonpedia.org/mw/BAB_XI_PENCEGAHAN_POLUSI_BAMBANG_SETIONO#column-one

Tidak ada komentar:

Posting Komentar